Diksi dalam wikipedia dalam arti
aslinya merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau
pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan
dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat
didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti
kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan
gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian;
pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang
utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat
menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang
berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter
yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan
sintaks.
Diksi terdiri dari delapan elemen,
yaitu :
1. Fonem.
2. Silabel.
3. Konjungsi.
4. Hubungan.
5. Kata benda.
6. Kata kerja.
7. Infleksi.
8. Uterans.
Pilihan kata atau diksi pada
dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam
kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila
tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama. Pemilihan kata
bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang
cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu
berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat
pemakainya.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata.
Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa
yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan
sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat
sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau
pendengarnya.
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai
untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari
suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a) Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara
verbal.
b) Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah
perbedaan penafsiran.
e) Mencagah
salah pemahaman.
f) Mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.
Syarat-Syarat
Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata
untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar,
seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap
penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya
untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Selain pilihan kata yang tepat,
efektivitas komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna
bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Adapun
syarat-syarat ketepatan pilihan kata adalah :
1. Membedakan secara cermat
denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang bermakna
lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi ialah kata yang dapat
menimbulkan bermacam-macam makna.
Contoh :
· Bunga eldeweis
hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)
· Sinta adalah bunga desa
di kampungnya. (Konotasi)
2. Membedakan dengan cermat kata-kata
yang hampir bersinonim.
· Siapa pengubah peraturan
yang memberatkan pengusaha?
· Pembebasan bea masuk untuk
jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini
memberatkan pengusaha.
3. Membedakan kata-kata yang mirip
ejaannya.
· Intensif –
insensif
· Karton –
kartun
· Korporasi –
koperasi
4. Tidak menafsirkan makna kata secara
subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan.
Contoh :
· Modern : canggih (secara
subjektif)
· Modern : terbaru
atau muktahir (menurut kamus)
· Canggih : banyak
cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus)
5. Waspada terhadap penggunaan imbuhan
asing.
Contoh :
· Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
· Koordinir seharusnya koordinasi.
6. Membedakan pemakaian kata
penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contoh :
antara ... dengan ...
(salah) -> antara ... dan ... (benar)
tidak ... melainkan ... (salah)
-> tidak ... tetapi ... (benar)
baik ... ataupun ... (Salah)
-> baik ... maupun ... (benar)
7. Membedakan kata umum dan kata
khusus secara cermat.
Kata umum adalah sebuah kata yang
mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya.
Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan
yang khusus dan kongkret.
Contoh :
· Kata umum : melihat
· Kata khusus: melotot,
membelak, melirik, mengintai, mengamati, mengawasi, menonton, memandang,
menatap.
8. Memperhatikan perubahan makna yang
terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Contoh :
· Isu (berasal dari bahasa
Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.
· Isu (dalam bahasa Indonesia)
berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus.
9. Menggunakan dengan cermat kata
bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Sinonim adalah kata-kata yang
memiliki arti sama.
Homofoni adalah kata yang
mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna.
Homografi adalah kata yang
memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.
Contoh :
· Sinonim : Hamil (manusia) –
Bunting (hewan)
· Homofoni :
Bank (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak laki-laki)
· Homografi : Apel (buah) – Apel
(upacara)
10) Menggunakan kata abstrak dan
kata konkret secara cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi
berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang diamati.
Contoh :
· Kata abstrak
Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan
sifat terpuji.
· Kata konkret
APBN RI mengalami kenaikkan lima
belas persen.
0 komentar:
Posting Komentar